beritaterkini-indonesia.com -- Gaya hidup modern dan meningkatnya perhatian masyarakat terhadap kesehatan reproduksi membuat permintaan terhadap program bayi tabung atau fertilisasi in vitro (IVF) di Indonesia terus meningkat.
Data dari Kementerian Kesehatan RI menunjukkan, jumlah pasangan yang mengalami kesulitan mendapatkan keturunan naik sekitar 15 persen dalam lima tahun terakhir. Penundaan usia pernikahan, stres, polusi, serta pola hidup yang kurang sehat menjadi penyebab utama fenomena ini, terutama di kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, dan Bandung.
Meski biaya IVF masih menjadi tantangan bagi sebagian pasangan, kemajuan teknologi dan bertambahnya fasilitas medis berkualitas kini membuka peluang lebih luas. Tren ini turut mendorong pertumbuhan sektor wisata medis, di mana pasien dapat memperoleh layanan kesehatan sekaligus menikmati keindahan destinasi wisata.
Sanur, Bali, kini muncul sebagai pusat baru wisata medis fertilitas setelah ditetapkan sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) untuk kesehatan dan wellness tourism. Dengan perpaduan fasilitas medis berteknologi tinggi dan suasana tropis yang menenangkan, Bali menawarkan pengalaman pemulihan yang menyeluruh secara fisik maupun emosional bagi pasangan yang menjalani program IVF.
“Dengan menghadirkan layanan fertilitas berstandar internasional di Bali, kami ingin memberikan akses yang lebih luas sekaligus ruang penyembuhan holistik bagi pasangan yang berjuang mendapatkan anak,” ujar Siska, Country Director Alpha IVF Indonesia.
Berdasarkan laporan Perhimpunan Fertilisasi In Vitro Indonesia, terdapat lebih dari 16.000 siklus IVF yang dilakukan pada tahun 2024, meningkat hampir 25 persen dibandingkan 2021. Kehadiran pusat layanan fertilitas di Bali dinilai tak hanya menjawab kebutuhan nasional, tetapi juga berpotensi menarik pasien dari berbagai negara di Asia Tenggara seperti Malaysia, Singapura, dan Filipina.
Direktur Utama PT Hotel Indonesia Natour, Christine Hutabarat, menambahkan bahwa pengembangan Sanur sebagai destinasi kesehatan dunia memperkuat posisi Indonesia di kancah wisata medis internasional. “Inisiatif ini menggabungkan keunggulan medis dengan keindahan alam dan budaya khas Bali,” ujarnya.
Wisata medis fertilitas di Sanur tidak hanya berfokus pada pengobatan, tetapi juga kesejahteraan mental dan fisik pasien. Program perawatan terpadu yang mencakup terapi spa, yoga, hingga meditasi dirancang untuk mengurangi stres, yang diketahui dapat memengaruhi tingkat keberhasilan IVF.
Didukung akses mudah dari Bandara Internasional Ngurah Rai serta banyaknya akomodasi mewah, Sanur semakin diminati pasangan dari dalam dan luar negeri. Biaya perawatan yang kompetitif dibandingkan negara lain seperti Australia dan Jepang juga menjadi daya tarik tersendiri.
Kini, Sanur bukan hanya ikon wisata pantai, tetapi juga simbol harapan baru bagi ribuan pasangan yang mendambakan momongan. Kombinasi teknologi medis canggih dan ketenangan alam Bali menghadirkan pengalaman fertilitas yang efektif sekaligus menenangkan jiwa.
Dengan terus berkembangnya sektor fertilitas dan wisata medis, masa depan Bali sebagai destinasi kesehatan kelas dunia kian cerah. Inovasi layanan, pendekatan holistik, serta dukungan masyarakat lokal menjadi fondasi utama menjadikan Bali bukan hanya tempat berlibur, melainkan rumah harapan bagi banyak keluarga.
Asisten Manajer Brand and Communications Alpha IVF, Denny Lian, menambahkan bahwa fasilitas Alpha IVF di Bali masih dalam tahap penandatanganan. “Alpha IVF di Jakarta sudah grand opening di PIK sejak Agustus, di Surabaya soft opening September, dan tahun depan kami akan hadir di BSD bekerja sama dengan Sinarmas,” jelasnya.
