Berita Terkini Indonesia -- Pecalang, yang dikenal sebagai aparat keamanan adat di Bali, menggelar apel bersama sebagai bentuk konsolidasi dan komitmen menjaga keamanan masyarakat. Dalam kegiatan tersebut, mereka menegaskan sikap untuk menolak segala bentuk tindakan anarkis yang dapat mengganggu ketertiban dan keharmonisan di Pulau Dewata.
Apel yang dihadiri ratusan pecalang ini digelar di salah satu lapangan terbuka dengan penuh khidmat. Para peserta tampak mengenakan pakaian adat khas pecalang yang identik dengan kain kotak-kotak hitam putih, simbol keseimbangan dan ketegasan. Suasana apel berlangsung tertib dengan nuansa kebersamaan yang kental.
Dalam pernyataannya, perwakilan pecalang menegaskan bahwa tindakan anarki tidak sesuai dengan nilai-nilai kearifan lokal Bali yang menjunjung tinggi kedamaian, toleransi, dan harmoni. Mereka juga mengingatkan masyarakat agar selalu mengedepankan musyawarah dalam menyelesaikan permasalahan.
Selain itu, apel ini juga menjadi momentum untuk memperkuat koordinasi antarpecalang di berbagai desa adat. Hal ini penting agar dalam situasi genting, pecalang dapat bergerak cepat menjaga keamanan wilayah sekaligus mencegah potensi konflik yang bisa meluas.
Pecalang menegaskan bahwa keberadaan mereka bukan hanya sebagai penjaga tradisi, tetapi juga sebagai garda terdepan dalam menjaga stabilitas sosial. Dengan menolak tindakan anarkis, mereka berharap masyarakat semakin menyadari pentingnya menjaga ketertiban demi kesejahteraan bersama.
Acara apel tersebut turut diapresiasi oleh tokoh masyarakat dan pemerintah daerah. Kehadiran pecalang yang solid diharapkan bisa menjadi contoh nyata bahwa keamanan bukan hanya tanggung jawab aparat negara, tetapi juga peran aktif dari masyarakat adat.
Dengan sikap tegas pecalang yang menolak segala bentuk anarki, Bali diharapkan tetap menjadi daerah yang aman, damai, dan kondusif. Komitmen ini menjadi bukti nyata bahwa nilai-nilai adat dan budaya Bali dapat berjalan selaras dengan upaya menjaga stabilitas keamanan di era modern.