Berita Terkini Indonesia -- Pemandangan mengejutkan menyelimuti sebagian wilayah Los Angeles, kota metropolitan yang selama ini dikenal sebagai pusat industri hiburan dunia. Dalam beberapa waktu terakhir, berbagai sudut kota itu dipenuhi bangkai mobil terbengkalai, menciptakan kesan suram layaknya medan perang.
Foto dan video yang beredar di media sosial menunjukkan deretan kendaraan rusak tanpa pemilik yang dibiarkan begitu saja di pinggir jalan, trotoar, bahkan di area pemukiman. Warga menyebut situasi ini sebagai "krisis visual" yang menambah daftar panjang persoalan perkotaan yang tengah dihadapi LA, termasuk tunawisma, kriminalitas, dan kemacetan lalu lintas.
Menurut laporan dari berbagai media lokal, banyak mobil yang ditinggalkan setelah mengalami kecelakaan, mogok, atau tidak lagi layak jalan. Namun lambatnya penanganan dari otoritas kota membuat kendaraan-kendaraan ini menumpuk dan mencemari lanskap urban.
“Ini seperti berjalan di antara reruntuhan. Los Angeles tidak lagi terasa seperti kota modern,” ujar Anthony Delgado, warga setempat, kepada stasiun berita lokal.
Pemerintah kota sejauh ini belum memberikan penjelasan menyeluruh mengenai lonjakan jumlah mobil terlantar tersebut. Namun, sejumlah analis menilai bahwa faktor ekonomi, keterbatasan anggaran pengelolaan kota, dan lemahnya penegakan hukum turut memperburuk situasi.
“Banyak dari kendaraan ini adalah hasil pencurian atau kecelakaan. Tapi proses evakuasinya memakan waktu berminggu-minggu, bahkan berbulan-bulan,” kata seorang petugas kebersihan kota yang enggan disebutkan namanya.
Kondisi ini juga memicu kekhawatiran soal keamanan dan kesehatan masyarakat. Mobil-mobil rusak dapat menjadi tempat berkembangnya tikus dan serangga, serta rawan dimanfaatkan untuk aktivitas kriminal.
Warga dan aktivis lingkungan kini mendesak pemerintah kota untuk segera bertindak. “Kami butuh tindakan nyata, bukan janji. Kota ini tidak bisa terus dibiarkan seperti kuburan mobil,” ujar seorang aktivis dari komunitas Urban LA Watch.
Los Angeles, yang pernah menjadi simbol kemajuan dan glamor, kini tengah berjuang untuk mengembalikan wajahnya yang sempat tercoreng. Pertanyaannya: berapa lama lagi sebelum kota ini bangkit dari puing-puingnya sendiri?