beritaterkini-indonesia.com -- Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Pasar Sewakadarma Kota Denpasar mengakui mengalami kesulitan dalam menangani persoalan sampah yang berasal dari pasar-pasar tradisional. Setiap harinya, volume sampah dari seluruh pasar yang dikelola mencapai belasan ton, sehingga menjadi tantangan besar bagi pengelola dalam menjaga kebersihan dan pengelolaan lingkungan pasar.
Direktur Utama Perumda Pasar Sewakadarma menyampaikan bahwa pihaknya membutuhkan waktu untuk menyiapkan sistem pengelolaan sampah yang lebih efektif dan berkelanjutan. Menurutnya, perencanaan solusi yang tepat diperkirakan memerlukan waktu beberapa bulan agar dapat diterapkan secara optimal.
Selama ini, pengelolaan sampah pasar masih sangat bergantung pada pengiriman ke tempat pemrosesan akhir. Kondisi tersebut dinilai belum ideal mengingat tingginya volume sampah yang dihasilkan setiap hari. Oleh karena itu, berbagai opsi teknologi pengolahan sampah mulai dipertimbangkan guna mengurangi beban pembuangan.
Sebagai langkah awal, Perumda Sewakadarma telah melakukan sejumlah upaya, antara lain membangun fasilitas pengolahan sampah di area pasar, seperti teba modern, serta menyediakan mesin pencacah dan komposter. Langkah ini diharapkan mampu mengurangi jumlah sampah yang harus dibuang ke TPA.
Pengelolaan sampah pasar juga diperumit oleh adanya sampah dari luar kawasan pasar yang dibuang sembarangan. Untuk mengatasi hal tersebut, pengelola mengimbau para pedagang agar tidak membawa sampah dari luar dan turut berperan aktif dalam menjaga kebersihan lingkungan pasar.
Melalui kerja sama dengan para pedagang dan dukungan berbagai pihak, Perumda Sewakadarma berharap pengelolaan sampah pasar di Denpasar dapat berjalan lebih baik ke depannya, tanpa membebani pedagang dengan pungutan tambahan.
