beritaterkini-indonesia.com -- Pemerintah Provinsi Bali melaksanakan kegiatan penanaman 35 ribu pohon dan aksi bersih-bersih sungai sepanjang 492 kilometer di seluruh wilayah Bali. Langkah ini dilakukan sebagai upaya pencegahan bencana banjir, terutama setelah peristiwa banjir besar melanda wilayah Badung dan Denpasar pada September lalu.
Gubernur Bali, Wayan Koster, menjelaskan bahwa kegiatan ini difokuskan untuk membersihkan aliran sungai sebelum puncak musim hujan tiba. Tiga Daerah Aliran Sungai (DAS) menjadi prioritas utama, yakni Tukad Ayung, Tukad Badung, dan Tukad Mati yang melintasi wilayah Badung dan Denpasar.
“Pembersihan sungai dilakukan untuk mengatasi penyumbatan dan kotoran yang dapat menghambat aliran air dan memicu banjir,” kata Koster saat menghadiri kegiatan penanaman pohon di Desa Bongkasa Pertiwi, Badung, Minggu (26/10/2025).
Aksi gotong royong bertajuk Semesta Berencana ini melibatkan lebih dari 29 ribu orang untuk penanaman pohon dan sekitar 36 ribu orang untuk pembersihan sungai. Kegiatan tersebut juga digelar bertepatan dengan peringatan Hari Tumpek Wariga, yang jatuh 25 hari sebelum Hari Raya Galungan.
Koster menambahkan, kegiatan ini sekaligus menjadi langkah mitigasi bencana menghadapi potensi curah hujan tinggi pada akhir tahun sebagaimana peringatan dari BMKG. Berdasarkan prediksi BMKG, intensitas hujan diperkirakan meningkat mulai November 2025 hingga Februari 2026.
“Kegiatan ini merupakan upaya antisipasi agar tidak terjadi banjir seperti yang menimpa kita pada 10 September lalu,” ujarnya.
Selain pembersihan sungai sepanjang 492,2 kilometer, kegiatan ini juga berhasil menanam lebih dari 35.750 bibit pohon di lahan seluas 591 hektare, dalam rangka penerapan kearifan lokal Wana Kerti. Jenis pohon yang ditanam antara lain durian, alpukat, mangga, serta pohon konservasi lainnya. Koster menyebut kegiatan ini akan dilakukan secara rutin setiap bulan.
Sementara itu, Bupati Badung I Wayan Adi Arnawa menilai kegiatan ini sebagai bentuk tanggapan atas banjir yang terjadi sebelumnya. Ia juga mengingatkan masih banyak warga yang menjadikan sungai sebagai tempat pembuangan sampah.
“Ada indikasi kuat bahwa sejumlah sungai masih dijadikan lokasi pembuangan sampah oleh masyarakat,” ujarnya.
