Berita Terkini Indonesia -- Komisioner Kompolnas, Choirul Anam, mengungkap bahwa pihaknya telah meminta penjaga indekos untuk memperagakan kembali momen saat membuka paksa kamar diplomat Kementerian Luar Negeri, Arya Daru Pangayunan (ADP), yang ditemukan meninggal dunia. Permintaan ini dilakukan saat Kompolnas mengunjungi lokasi kos di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, guna menelusuri informasi baru.
Dalam kunjungan tersebut, Kompolnas melakukan pemeriksaan langsung terhadap kondisi kamar korban, termasuk langit-langit (plafon), aliran air, tempat tidur, serta letak dan jenis kunci kamar.
"Letak kunci sangat penting, kami melakukan pengecekan langsung dan mengonfirmasi kepada penjaga kos, karena dia yang pertama membuka kamar," ujar Anam kepada awak media pada Selasa (22/7).
Menurut Anam, penjaga kos juga diminta memperagakan cara membuka pintu kamar, yang memiliki dua jenis kunci: kunci utama yang bisa dibuka dari luar dan dalam, serta kunci slot yang hanya dapat diakses dari dalam kamar.
Anam menyebut bahwa saat ditemukan, posisi kunci slot dalam keadaan terkunci. Hal itu diperkuat oleh rekaman video serta pengakuan penjaga kos yang juga telah dikonfirmasi oleh tim Kompolnas di lokasi.
"Slot kunci itu hanya bisa dibuka dari dalam dan saat kami tanya, memang kondisinya terkunci dari dalam ketika pintu dibuka," tambahnya.
Ia juga memastikan bahwa kondisi plafon kamar dan kamar mandi dalam keadaan utuh, tanpa kerusakan apa pun—sebuah temuan yang dinilainya signifikan dalam penyelidikan.
Sebagaimana diketahui, ADP (39), diplomat muda Kemenlu, ditemukan tewas di kamarnya pada Selasa (8/7) pagi. Wajah korban diketahui terbalut lakban. Namun, dari pemeriksaan awal polisi, tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan maupun barang yang hilang.
Polisi juga belum menemukan bukti adanya unsur pembunuhan. Berdasarkan keterangan istrinya, ADP memiliki riwayat penyakit GERD dan kolesterol. Pihak berwenang masih menunggu hasil autopsi, termasuk analisis histopatologi dan toksikologi, untuk menentukan penyebab pasti kematiannya.