BLANTERORIONv101

Rocky Gerung Kritik Pidato Prabowo di SPIEF 2025: Satu Dekade Jokowi Gagal Wujudkan Keadilan

23 Juni 2025

Berita Terkini Indonesia --Pengamat politik Rocky Gerung memberikan respons atas pidato Presiden RI ke-8, Prabowo Subianto, dalam Forum Ekonomi Internasional St. Petersburg (SPIEF) 2025. Dalam pidatonya, Prabowo menyatakan komitmennya untuk menerapkan pendekatan ekonomi yang menggabungkan unsur positif dari kapitalisme dan sosialisme, dengan tujuan menciptakan keadilan dan pertumbuhan yang seimbang di Indonesia.

Prabowo menyampaikan kritik terhadap model ekonomi ekstrem, di mana kapitalisme murni dinilai hanya memperbesar ketimpangan, sementara sosialisme murni dianggap tidak realistis karena menciptakan ketergantungan masyarakat terhadap negara. Ia menegaskan perlunya “jalan tengah” yang mengutamakan inovasi dan inisiatif, namun tetap didampingi oleh peran aktif negara dalam mengatasi kemiskinan serta melindungi kelompok rentan.

Menanggapi itu, Rocky Gerung menilai Prabowo tengah mencari keseimbangan antara dorongan pasar dan tanggung jawab negara. Ia menjelaskan bahwa Prabowo berusaha menggabungkan sisi progresif kapitalisme seperti kreativitas dan kompetisi, dengan intervensi negara yang bersifat sosialistik untuk menghadirkan keadilan.

Namun, Rocky juga menyampaikan kritik terhadap pemerintahan sebelumnya di bawah Presiden Joko Widodo. Ia menyebut selama satu dekade terakhir, model ekonomi yang dijalankan cenderung kapitalistik dan justru menciptakan kesenjangan. Menurutnya, kebijakan Jokowi gagal menciptakan keadilan sosial karena membiarkan akumulasi kekayaan terpusat pada segelintir elite.

Rocky menilai arah kebijakan ekonomi Prabowo adalah untuk menyeimbangkan antara akumulasi dan distribusi kekayaan. Ia menyebut, Prabowo tampak menyadari bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia yang stabil di angka lima persen per tahun belum mampu membawa pemerataan kesejahteraan. Kekayaan masih dikuasai oleh kurang dari satu persen penduduk, dan kolusi antara pengusaha besar, pejabat, serta elite politik membuat kemiskinan tetap sulit diberantas.

Dalam forum tersebut, Prabowo juga menyoroti dominasi model ekonomi neoliberal di Asia Tenggara yang terlalu meniru kekuatan global. Ia menekankan pentingnya membangun filosofi ekonomi yang sesuai dengan budaya dan kebutuhan bangsa sendiri.

Dengan menolak kedua ekstrem dan memilih pendekatan yang kontekstual, Prabowo menyampaikan tekad untuk menciptakan sistem ekonomi yang adil, berdaya saing, dan berpihak pada masyarakat luas.

Komentar